37 Warga Giripurno Terjangkit Bakteri E-coli, Pemkab Kebumen Turun Tangan
Gaya Hidup

37 Warga Giripurno Terjangkit Bakteri E-coli, Pemkab Kebumen Turun Tangan

Karanganyar, (kebumen.sorot.co)--Sebanyak 37 warga Kabupaten Kebumen, terutama di Desa Giripurno, Kecamatan Karanganyar, mengalami gejala diare akut akibat terinfeksi bakteri E-coli. Pemerintah Kabupaten Kebumen telah mengambil langkah penanganan dan saat ini semua warga telah dinyatakan sembuh.

Bupati Arif Sugiyanto turut memimpin rapat penanganan bakteri E-coli di Balai Desa Giripurno. Rapat tersebut melibatkan Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), aparat kecamatan dan desa, serta unsur TNI/Polri.

Dalam rapat tersebut, Bupati mengungkapkan keprihatinan atas penyebaran bakteri E-coli yang telah menyerang warga Desa Giripurno. Oleh karena itu, beberapa langkah penanganan telah diputuskan, termasuk penutupan sementara sumber mata air yang digunakan oleh 37 warga tersebut.

"Berdasarkan hasil uji laboratorium bakteri E-Coli itu disinyalir bersumber dari empat sumber mata air yang berasal dari lahan Perhutani. Kita sudah minta untuk dilakukan penutupan sementara karena harus dilakukan penanganan," ungkap Arif, pada Selasa (17/05).

Bupati menyebut kemungkinan bakteri tersebut berasal dari kotoran hewan liar, mengingat wilayah Perhutani di Giripurno dikenal masih banyak dihuni oleh bintang monyet liar dan babi hutan. Pengujian laboratorium terhadap sumber air tersebut masih berlangsung, sambil dilakukan juga pemberian obat kaporit. 

Selain menggunakan sumber air dari lahan Perhutani, warga Giripurno juga menggunakan air dari Pamsimas yang diperoleh melalui pengeboran hingga kedalaman 100 meter. Namun, berdasarkan hasil uji lab, air yang berasal dari Pamsimas terbukti bebas dari bakteri E-coli, begitu pula dengan air dari sumur warga.

"Kita sudah minta agar sumber-sumber air tadi untuk diberikan kaporit secara kontinue/terus menerus seperti proses penyaringan air yang dilakukan PDAM, agar bakteri-bakteri itu mati, tidak berkembang," lanjutnya.

Untuk menggantikan sumber air yang ditutup sementara, kebutuhan air warga akan dipasok dari air Pamsimas yang sudah terjamin kebersihannya. Pasalnya, di Pamsimas sendiri dilakukan pemeriksaan rutin terhadap kualitas air. Meskipun demikian, Bupati meminta agar masyarakat merebus air untuk minum sampai mendidih sebagai langkah lebih aman.

Bupati juga mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang air besar sembarangan dan menjauhkan sumber mata air dari kandang ternak. Ia menyoroti tingginya kadar E-coli di Giripurno yang mencapai 158, sementara ambang batasnya seharusnya hanya 50.

Kepala Desa Giripurno, Parsum, menyatakan bahwa kasus bakteri E-coli di desanya pertama kali terdeteksi saat sejumlah anak mengalami diare akut. Anak-anak tersebut segera mendapatkan penanganan di Puskesmas pada tanggal 6 Mei lalu. Namun, kasus diare massal ini terus bertambah.

"Setelah itu grafiknya terus naik, tanggal 7 Mei ada lagi empat, kemudian puncaknya tanggal 10 ada delapan kasus, kemudian tambah-tambah terus sampai 37 kasus, semua sudah dilakukan penanganan dan alhamdulillah sudah sembuh," jelas Parsum.

Sementara itu, terkait kabar adanya satu warga yang meninggal akibat E-coli, Parsum memastikan bahwa kabar tersebut tidak benar. Warga yang meninggal diketahui menderita gagal ginjal. Desa Giripurno tetap berkoordinasi dengan arahan pemerintah daerah dalam menangani kasus ini.

"Kalau untuk penanganan sepenuhnya kami ikut arahan dari pemerintah daerah. Soal kabar meninggalnya warga kami itu bukan karena E-coli, tapi ada riwayat gagal ginjal," tandasnya.